Jumat, 16 Agustus 2013

Tuti Marini Puspowardojo berjuang demi pendidikan anaknya

B.J. Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara, dari suami istri Alwi Abdul Jalil Habibie dengan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ia adalah orang yang bertanggung jawab atas lahirnya Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dan juga pesawat terbang buatan Indonesia yaitu N-250. Beliau juga memegang banyak paten di industri penerbangan dan juga pernah menjadi Presiden RI ketiga.
Kesuksesan B.J. Habibie tidak bisa lepas dari perjuangan ibunda tercinta R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Tuti Marini lahir pada tanggal 10 November 1911 di kota Yogyakarta. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. Tradisi intelektual telah ditanamkan oleh orang tuanya sejak dini disamping pengajaran keagamaan serta nilai-nilai tradisi yang dimiliki sebagai warisan leluhur tetap dipelihara.
thumbtuti-mariniPada tahun 1948, Alwi Abdul Jalil Habibie dipromosikan menjadi Kepala Pertanian Indonesia Timur yang berkedudukan di Makassar. Mereka tinggal di Jalan Maricaya (Klapperland). Di seberang jalan kebetulan bermarkas pula pasukan Brigade Mataram yang dipimpin oleh Overste Soeharto. Pasukan Brigade Mataram kebanyakan adalah keturunan Jawa sehingga mereka sering bertamu ke rumah Alwi Abdul Jalil Habibie.
Pada tanggal 3 September 1950, Alwi Abdul Jalil Habibie mendapatkan serangan jantung pada saat bersujud sholat Isya. Kakak B.J. Habibie bernama Sri Sulaksmi berlari sambil menangis ke asrama Brigade Mataram meminta pertolongan dokter. Kemudian Overste Soeharto dan Dokter Tek Irsan datang ke rumah Alwi Abdul Jalil Habibie. Tapi sayang, nyawa Alwi Abdul Jalil Habibie sudah tidak tertolong lagi.
Tidak lama setelah suaminya meninggal, Tuti Marini memutuskan bahwa B.J. Habibie harus segera pergi ke Jawa untuk sekolah. Beberapa tahun kemudian Tuti Marini merasa tidak tenang tinggal di Ujungpandang dan memutuskan untuk sekeluarga pindah ke Bandung. Rumah dan kendaraan di Ujungpandang terpaksa dijual. Dengan uang tersebut Tuti Marini membeli dua rumah dan sebuah mobil di Bandung. Satu rumah dijadikan tempat tinggal, dan satu lagi dijadikan kost anak laki-laki.
Tuti Marini bertekad agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan semaksimal kemampuannya, termasuk ke luar negeri. Ny. Tuti Marini sudah berjanji kepada almarhum suaminya untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Ia berjuang keras dengan segala daya upaya untuk membiayai sekolah Habibie di Jerman. Tuti mendirikan perusahaan bernama Srikandi NV yang bergerak dibidang ekspor-impor. Tuti dengan gesitnya membangun usaha dengan memanfaatkan relasi-relasi yang ia miliki. Tanpa kenal lelah ia kadang menyetir mobil sendiri dari Bandung ke Yogyakarta,dan dari Bandung ke Jakarta pulang pergi. Semua ini ia lakukan demi pendidikan terbaik untuk anak-anaknya.
pesawat-n250Perjuangan ibunda Habibie ini tidaklah sia-sia. Sekarang bangsa Indonesia merasakan manfaat besar hasil perjuangan beliau dalam mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya. Anak beliau yang paling terkenal adalah B.J. Habibie yang membangun industri pesawat terbang indonesia dan bersama staf dan rekan-rekan IPTN berhasil membuat Pesawat N-250 Gatot Kaca.
Mungkin B.J. Habibie kurang dikenal sebagai seorang entrepreneur tetapi beliau adalah seorang inovator yang sangat dihormati. Mental entrepreneur dan inovator sangatlah mirip. Kita bisa lihat Thomas A. Edison selain inovator beliau juga seorang entrepreneur. Contoh lain Steve Jobs, Bill Gates, Bob Noyce, Gordon Moore, Sehat Sutardja, Uripto Widjaja, dll. Mereka adalah inovator/entrepreneur yang berhasil dibidang teknologi. Masih banyak contoh lain yang sudah memberi manfaat besar bagi masyarakat tetapi nama mereka kurang dikenal. Itulah sebabnya perjuangan Tuti Marini juga menjadi bagian dari cerita Entrepreneur Butuh Ibu.



Sumber
- Ibu Indonesia Dalam Kenangan oleh Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, dkk. Diterbitkan oleh Bank Naskah Gramedia bekerja sama dengan Yayasan Biografi Indonesia, 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar