Rabu, 15 April 2015

Puisi Ayah Untuk Ibu








Sepenggal kisah kehidupan
Telah berlalu
Meninggalkan untaian kenangan
Indah seakan tiada cela

Darimu kami dapati
Arti ketulusan dan kejujuran
Darimu kami mengerti
Perjuangan hidup dan optimism
Bagimu sebuah janji adalah janji

Pesona bahagia terpancar
Di penghujung hari-harimu
Dengan terucap kata berpisah

Engkau sempurnakan pengabdianmu
Dengan amanah Buah Hati
Sebagai pelipur kerinduan dan pembalut
Renggutan duka

Ketiadaanmu adalah hikmah
Bagi yang ada
Agar tidak terlena
Mengejar kesia-siaan dunia

Kepergianmu adalah bukti
Ketetapan sang Khaliq
Tiada satupun mampu menawar
Mengelak walau sesaat

Jasadmu boleh tiada
Namun jiwa dan semangatmu
Tetap selalu terucap
Dalam relung hati kami


Selamat jalan….syahidah

Selasa, 11 Maret 2014

Catatan KP (Brine Chiller Untuk Pendinginan Onlator)


Brine Chiller Untuk Pendinginan Onlator
Hasby Mauritsa Rahman, Politeknik Negeri Bandung
Abstrak
            Salah satu hal yang paling penting saat proses produksi di industri adalah proses pendingina mesin produksi itu sendiri. Proses ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi di industri karena mesin akan mengalami proses penurunan efisiensi apabila panas yang terdapat pada mesin produksi tersebut tidak dibuang. Pada perancangan ini kami menggunakan mesin pendingin yang bernama Brine Chiller. Pada perancangan ini kami coba jelaskan melalui jurnal ini.






       I.            Introduction
Brine Chiller terdiri dari 2 suku kata, yakni Brine (Air Garam) dan Chiller(Pendingin). Dalam konteks ini Brine Chiller diartikan sebagai proses pendinginan dengan menggunakan refrigeran sekunder. Dalam perancangan ini refrigeran sekunder yang digunakan adalah larutan glikol dimana temperature pembekuannya mencapai −45 °C (−49 °F).
Dengan penggunaan Brine Chiller ini diharapkan panas mesin onlator yang dihasilkan dapat dibuang dengan cara mengalirkan cairan glikol yang telah didinginkan oleh chiller ke pipa yang sudah terpasang dan menempel di mesin onlator untuk proses pertukaran panas.

    II.            Method
Metode yang kami gunakan dalam journal ini adalah perancangan sistem sebelum dan sesudah pemesanan brine chiller pada pihak supplier. Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan brine chiller adalah perhitungan kebutuhan komponen tambahan yang akan terpasang menjadi satu sistem brine chiller. Komponen-komponen tambahan itu meliputi:
1.      Piping
2.      Valve
3.      Cooling Tower
4.      Water Storage
5.       Liquid Pump
6.      Chemical Dosing Pump
7.      Electrical Equipment
Beban pendinginan yang diperlukan mesin onlator yang berkapasitas 11 KW oleh brine chiller adalah dengan inlet dan outlet sebesar -7 oC dan -10 oC.


 



  
 III.            Result

Dengan inlet dan outlet sebesar -7 oC dan -10 oC, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Kami dapatkan hasil mesin brine chiller daikin berkapasitas 25 RT dengan tipe UWD40F5ZY dengan diferensial temperature sebesar 3, flow rate outlet storage tank sebesar 257 lpm dan dan flow rate inlet chiller sebesar 346 lpm.
Untuk menentukan komponen tambahan harus disesuaikan dengan spesifikasi model dari brine chiller itu sendiri.

 IV.            Suggest
Untuk melakukan perancangan sistem pendingin terutama sistem brine chiller di proyek sangat dibutuhkan sekali pengetahuan tentang lapangannya, karena dalam setiap perancangan dengan kenyataan dilapangan bisa jadi akan jauh berbeda.

Selain dibekali pengetahuan lapangan dan perancangan yang diberikan, diperlukan juga teori yang cukup agar lebih mudah dan lancar dalam mengerjakan perancangan dan pengerjaannya di lapangan.

Rabu, 19 Februari 2014

How To Answer The Five Most Common Interview Questions

By Melissa Llarena
You successfully made it past the HR screening. Now it’s time to meet with the person who will ultimately decide if you’re the right candidate for the job—the hiring manager.
When going into an interview, it’s important to know what questions to expect and how to approach them. Preparation is key, which is why, as a career coach, I provide mock interviews and guidance for those looking to successfully navigate these crucial career moments. Below are five common questions asked by hiring managers and how to prepare for them.
1. Tell me about your experience at Company X.
In other words, how does your past experience relate to the job the hiring manager is looking to fill? When answering this question, you want to convince the hiring manager that you can hit the ground running and bring value to the team by providing specific examples that resulted in successful outcomes. It’s also helpful to identify how your current and prospective employers differ. This will help you determine which skills to emphasize.
Sample Answer: Despite working for a company that prefers organic growth, I have worked through the nuances that evolve when two organizations with distinct cultural norms are brought together. For example, recently, new leadership from Company Y brought new ways of evaluating projects. I set out to understand their ways of doing things by building a rapport with key leaders and sharing with them the institutional knowledge I acquired during a successful eight-year career in the firm. An example of when my knowledge was beneficial is…etc.
2. What is your biggest professional accomplishment to date?
This is your opportunity to provide an example that shows you can do the job. Think about the skills detailed in the job description and which of your accomplishments most directly relate. The goal is to convey to the hiring manager not only your past successes but also what you are capable of accomplishing if offered the job.
Sample Answer:  My greatest accomplishment was when I grew the IBMbusiness on my agency’s behalf by 25% in one year. Most clients were cutting back on producing events as a way to warm leads for their sales force. With my creative team, I came up with a way to offer the same high-touch experience via webinars. Each webinar was accessible 24 hours a day and led by IBM thought leaders. In the end, I reduced event production costs by 40% and with those savings, IBM invested in more webinars worldwide. I won my agency’s award and was soon promoted.
3. How would people you have worked with describe you?
This question centers on how well you work with others and your ability to manage relationships with your peers, managers and direct reports. Give examples of situations that illustrate how you work with people across various functions. Answer truthfully, as the hiring manager will reach out to your references at a later point to ensure your perception of yourself is in line with theirs.
Sample Answer:  My managers would describe me as someone who would rather tirelessly overcome obstacles on my own than continuously seek managerial guidance. I make my managers’ lives easier in this way. For example, when I first started working at firm C, I was asked to figure out ways to cut costs. Instead of relying on my manager, who had other projects to oversee, I decided to better understand the transportation logistics behind the wood chips that my employer needed in each facility. After seeing what worked best and what could be improved, I took this information to my manager, who was grateful for the initiative I took.
4. What is your greatest weakness?
Often dreaded by job candidates, the key to answering this question is to be honest yet strategic. On my site, I go into more detail on new and effective ways to answer this question truthfully without taking yourself out of the running. You also need to address the unspoken follow up, which is what you are doing to overcome your weakness. Ultimately, you want to show the hiring manager that you are self-aware, thoughtful and proactive about your strengths and weaknesses.
Sample Answer: My greatest weakness is my low patience when a team member withholds important information to the detriment of his or her peers or the assignment’s success. I have always tried to maximize knowledge-sharing by bringing team members together prior to launching any assignment to ensure everyone is on the same page. Yet, there have been times when people have withheld information even after these efforts. In those instances, I have learned to speak privately with those team members to understand why information was withheld.
5. Why are you the best person for this position?
In asking this question, the hiring manager is looking for you to succinctly convey what sets you apart from the other candidates. Think of your most impressive and unique strengths that closely relate to the job description and use those to pitch yourself in a way that clearly illustrates the skill set and qualities you bring to the table.
Sample Answer: My analytical horsepower sets me apart from other candidates. For example, I imagine all of your candidates can create robust Excel-based financial models. However, I can also see and articulate the business story behind the numbers to influence decision-making. During a major food-chain deal, I conducted the due diligence necessary to come up with the right multiple that my superiors should consider based not only on raw data but also on what was the best way to position the assets we were selling. My strategy resulted in a more profitable deal.
Learn more about how to handle interviews and career transitions bysubscribing to my blog.
Melissa Llarena is a firsthand career transition expert (having gone through 16 business unit changes in 10 years) and president of Career Outcomes Matter.  Sign up for her blog at www.careeroutcomesmatter.com.

Source: Forbes

Minggu, 16 Februari 2014

Wanita

apa menurutmu wanita tidak dihargai dalam islam?

Hak-hak Wanita (dalam Islam) Jangan Diabaikan!, benarkah seperti itu atau sebaliknya . . . 

atau kamu punya pendapat lain 

berikut artikel terkait yang akan kita bahas:

HAK-HAK WANITA (DALAM ISLAM) JANGAN DIABAIKAN!Jika ada yang bertanya tentang wanita dalam Islam, maka jawabannya adalah terkurung bagai burung dalam sangkar yang tidak bebas terbang menghirup segarnya udara dunia. Kanan-kirinya adalah aturan-aturan bagai pagar bambu yang mengitari sangkar. Mengharap ada orang yang berbelas kasih untuk meneriakkan slogan-slogan kebebasan.

Benarkah Islam itu adalah pagar bambu tiang-tiang sangkar?

Sesungguhnya, Islam menempatkan wanita dan pria pada posisi yang adil. Keadilan yang diberikan terhadap wanita dan pria, tidak harus diartikan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Karena pada hakikatnya, wanita dan pria adalah makhluk yang berbeda. Sampai di sini, yang perlu ditekankan agar permasalahan keadilan menjadi jelas adalah keadilan antara pria dan wanita bukan pada kesamaan hak dan kewajiban, karena pada hakikatnya pria dan wanita adalah berbeda. Misalnya saja, wanita melahirkan dan pria tidak. Apakah wanita harus menuntut “hak”nya agar sekali-kali kaum pria yang melahirkan?, padahal yang melakukan hal yang menyebabkan wanita lahir adalah keduanya, mengapa hanya wanita yang menanggung?. Contoh lainnya, wanita mengalami masa menstruasi sementara pria tidak. Lalu, dari segi fisikpun wanita dan pria berbeda. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Sehingga jelas, bahwa wanita dan pria pada dasarnya berbeda. Kecuali, jika mampu kita menyalahkan Allah. Demi Allah! hal itu tidak mungkin. Lagipula, jangan artikan itu sebagai suatu kesalahan penciptaan. Allah maha suci dari hal yang demikian. Allah yang lebih mengetahui keadaan yang diperlukan makhluk ciptaanNya.

Hilangkan sejenak pikiran bahwa wanita yang ta’at dalam Islam adalah bagai burung dalam sangkar. Karena, kita masih belum tahu bagaimana Islam menilai wanita.

Wanita dalam Islam

Dahulu sebelum kehadiran Islam, baik di wilayah Arab di mana Allah mengutus rosulNya, maupun di luar wilayah tersebut, sebagaimana sudah diketahui di buku-buku sejarah, bahwa wanita kerap dijadikan bahan untuk pemuas hawa nafsu, diinjak-injak kehormatannya, bahkan ada yang tega menguburnya hidup-hidup ketika ia terlahir ke dunia, karena dianggap sebuah keburukan pada keluarga tersebut.

Kehadiran Islam di wilayah Arab telah mengangkat nilai wanita dari yang direndahkan kepada posisi yang sebenarnya, sebagai makhluk yang mulia. Mereka dijaga, dihargai dan dihormati, walhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan hambaNya.

Hal ini dapat dilihat dari sumber yang Islam tegak di atasnya.

Allah -subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

“Apabila salah seorang dari mereka diberi kabar gembira dengan kelahiran anak perempuan, menjadi merah padamlah wajahnya dalam keadaan ia menahan amarah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. (Ia berpikir) Apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya hidup-hidup di dalam tanah? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl: 58-59)

Rosulullah -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Siapa yang memelihara anak perempuan hingga mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia seperti 2 jari ini” Beliau mengabungkan dua jarinya.

juga beliau bersabda,

“Siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu ia berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi penghalang/penutup baginya dari api neraka.”

Dengan dalil ini saja, sudah mampu mematahkan tuduhan segala kebatilan dari orang-orang yang jahil tentang Islam.

Dan di dalam pernikahan, Islam begitu menghormati hak wanita dalam mengemukakan pendapat.

Rosulullah -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah (dimintai pendapatnya), dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan hingga diminta izinnya.” Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah izinnya seorang gadis?” “Izinnya adalah dengan ia diam”, jawab Rasulullah.

Dalam sebuah hadits yang shohih juga disebutkan,

“Pernah datang seorang wanita muda menemui rasulullah -shallallohu ‘alaihi wa sallam- dalam rangka mengadu, “Ayahku menikahkanku dengan anak saudaranya untuk menghilangkan kehinaan yang ada padanya dengan pernikahanku tersebut’, ujarnya. Nabi -shallallohu ‘alaihi wa sallam- menyerahkan keputusan padanya (apakah meneruskan pernikahan tersebut atau membatalkannya). Si wanita berkata, ‘Aku membolehkan ayah untuk melakukannya. Hanya saja aku ingin para wanita tahu bahwa ayah mereka tidak memiliki urusan sedikitpun dalam memutuskan perkara seperti ini”.

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

“Berikanlah mahar kepada para wanita (yang kalian nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian dengan senang hati sebagian dari mahar tersebut, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (An-Nisa`: 4)

Sampai di sini, saya berharap wanita sudah bisa menghirup udara segarnya. Dan saya dapatkan para wanita yang ikhlas dengan keadaannya, semoga Allah melimpahkan karunia, rahmat dan berkahNya kepada mereka.

Sebagai seorang ibu, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

“Rabbmu telah menetapkan agar janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya dan hendaklah kalian berbuat baik terhadap kedua orangtua. Apabila salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya menginjak usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan membentak keduanya namun ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, ucapkanlah doa, “Wahai Rabbku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah memelihara dan mendidikku sewaktu kecil.” (Al-Isra`: 23-24)

Ayat di atas memang menetapkan orangtua. Namun, bukankah ibu itu termasuk di dalamnya.

Dan kemudian Allah berfirman,

“Dan Kami telah mewasiatkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandung sampai menyapihnya adalah tigapuluh bulan…” (Al-Ahqaf: 15)

Subhanalloh walhamdulillah, Allah mengkhususkan penetapannya kepada seorang ibu. Dan hendaknya, manusia berbuat baik kepada kedua orangtuanya, lebih-lebih kepada ibunya, yang telah bersusah payah merawatnya.

Adakah pembahasan tentang hal-hal di atas di luar Islam? Demi Allah, saya belum menemukannya. Apalagi kisah di bawah ini, ketika rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- ditanya shahabat,

“Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?”. Rasulullah menjawab, “Ibumu.” “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Ibumu,” jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, “Kemudian siapa?” “Ibumu.” “Kemudian siapa?” tanya orang itu lagi. “Kemudian ayahmu,” jawab Rasulullah.

Al-Hafizh -rahimahullohu- menerangkan, “Dikhususkan penyebutan para ibu dalam hadits ini karena perbuatan durhaka kepada mereka lebih cepat terjadi daripada perbuatan durhaka kepada ayah disebabkan kelemahan mereka sebagai wanita. Dan juga untuk memberikan peringatan bahwa berbuat baik kepada seorang ibu dengan memberikan kelembutan, kasih sayang dan semisalnya lebih didahulukan daripada kepada ayah.” (Fathul Bari, 5/86)

Sampai pun seorang ibu yang masih musyrik ataupun kafir, tetap diwajibkan seorang anak berbuat baik kepadanya. Hal ini ditunjukkan dalam hadits Asma` bintu Abi Bakr radhiyallahu ‘anha. Ia berkisah, “Ibuku yang masih musyrik datang mengunjungiku bertepatan saat terjalinnya perjanjian antara Quraisy dengan rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Aku pun bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ibuku datang berkunjung dan memintaku untuk berbuat baik kepadanya. Apakah aku boleh menyambung hubungan dengannya?” Beliau menjawab, “Ya, sambunglah hubungan dengan ibumu.”

Demi Allah! Berbahagialah ibu-ibu yang ta’at dalam Islam. Engkau dimuliakan, ditinggikan, dihormati, dikasihi, disayangi, dan di, di, di, lainnya yang segala kebaikan dan keistimewaan Allah limpahkan padanya.

Sampai sini, kaum wanita muslimah harusnya sudah merasa bangga karena sudah bisa menyebabkan iri kaum pria, apalagi wanita yang jauh dari pemahaman Islam.

Sebagai isteri, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman tentang mereka,

“Dan pergaulilah mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (An-Nisa`: 19)

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu berkata, “Ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas meliputi pergaulan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Karena itu, sepantasnya seorang suami mempergauli istrinya dengan cara yang ma’ruf, menemani, dan menyertai (hari-hari bersamanya) dengan baik, menahan gangguan terhadapnya (tidak menyakitinya), mencurahkan kebaikan dan memperbagus hubungan dengannya. Termasuk dalam hal ini pemberian nafkah, pakaian, dan semisalnya. Dan tentunya pemenuhannya berbeda-beda sesuai dengan perbedaan keadaan.” (Taisir Al-Karimirir Rahman, hal. 172)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para suami:

“Janganlah kalian memukul hamba-hamba perempuan Allah.”‘Umar ibnul Khaththab -radhiyallahu ‘anhu- datang mengadu, “Wahai Rasulullah, para istri berbuat durhaka kepada suami-suami mereka.” Mendengar hal itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi keringanan untuk memukul istri bila berbuat durhaka. Selang beberapa waktu datanglah para wanita dalam jumlah yang banyak menemui istri-istri rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk mengadukan perbuatan suami mereka. Mendengar pengaduan tersebut, rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Mereka itu bukanlah orang yang terbaik di antara kalian.” Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda,

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka(isteri-isteri). Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.”

Demikianlah, sebagian hak yang masih banyak lagi hak lainnya yang tidak disebutkan di sini. Yang dengannya, tidak berlaku lagi perumaan “bak burung dalam sangkar”.

Namun, jangan terlena dengan hak hingga melupakan kewajibannya. Karena pada hak ada kewajiban orang lain. Begitupun pada kewajiban, ada hak orang lain.


Created by Arvien Abdillah

Minggu, 25 Agustus 2013

4 Hal Penghambat Kesuksesan Bekerja

Setiap orang pasti ingin memiliki pekerjaan impian dan mendapat kesuksesan. Namun meskipun mereka memiliki intelektualitas dan antusiasme untuk membangun karier, banyak dari mereka yang tidak berhasil meraih kedua hal tersebut. Hal ini disebabkan, "Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan, dan berakibat pada hancurnya pekerjaan impian Anda. Bahkan mungkin target pekerjaan impian pun tidak tercapai," ungkap Kathy Caprino, career executive coach, dalam artikelnya yang berjudul Top 4 Reasons Why Most Career Dreams Fail.

Beberapa kesalahan yang berakibat pada hancurnya pekerjaan impian tersebut antara lain:

1. Melakukan hal-hal yang salah untuk mendapatkan yang diinginkan
Banyak orang tidak bisa mengidentifikasi apa yang benar-benar mereka inginkan dalam hidup mereka. Terkadang emosi membuat Anda tidak bisa berpikir jernih dalam hal pekerjaan. Namun, ada beberapa orang yang benar-benar memahami tujuan hidup mereka, dan dapat mengartikulasikan dengan jelas arah tujuan mereka, dan melakukannya dengan baik. Hanya saja, di antara mereka masih banyak yang tidak bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencapainya.

"Misalkan, banyak orang terutama perempuan yang mengalami stres saat bekerja. Dalam kondisi putus asa mereka memutuskan untuk berwirausaha. Ini tidaklah salah, namun sebaiknya tidak dilakukan sebagai pelarian, dan berharap tidak akan menemui hambatan atau bebas stres. Tidak semua orang bisa sukses dalam berwirausaha terutama jika mereka hanya membuatnya sebagai pelarian. Wirausaha juga membutuhkan komitmen dan usaha keras," tukasnya.
Sebenarnya mereka tahu apa yang mereka inginkan, tapi salah mengambil langkah untuk mendapatkannya. Setelah salah langkah dan gagal, banyak orang yang menyerah dan berhenti bergerak maju.

2. Terlalu cepat menyerah
"Kita semua tahu, banyak orang yang ingin memberikan kontribusi kepada dunia dengan cara yang berbeda. Namun masalahnya, mereka ingin melakukannya dan diakui sekarang juga. Mereka tidak sabar untuk berjuang mewujudkannya, dan menginginkan cara yang instan tanpa membuat komitmen," tukas Caprino. Orang-orang yang berada di bagian tertinggi dalam perusahaan, dan memiliki kontribusi yang besar bagi orang lain, sebenarnya juga memiliki komitmen jangka panjang. Mereka telah bekerja selama bertahun-tahun untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian untuk mencapai posisi tersebut. Mereka sudah menunjukkan komitmen dan keberanian yang luar biasa untuk melawan ketidakmampuan dan ketakutan mereka agar mereka lebih sukses. Sadarilah, tidak ada kesuksesan yang instan, karena kesuksesan butuh kerja keras dan komitmen untuk mewujudkannya. Jadi jangan terlalu cepat menyerah dan berhenti berusaha untuk mendapatkan kesuksesan Anda.

3. Karier dan "panggilan jiwa"
Pekerjaan dengan panggilan jiwa sangatlah berbeda. Banyak orang berpikir karier mereka adalah panggilan jiwa. Seringkali panggilan jiwa bukanlah dalam bentuk pekerjaan ideal, melainkan hobi yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang. Kunci untuk menciptakan karier yang memuaskan adalah dengan menemukan jalan untuk membuat Anda bergairah, terarah, dan termotivasi untuk menjadi apapun yang ingin Anda raih. Berhentilah mengharapkan apa yang dimiliki orang lain, dan ciptakan versi terbaik diri Anda.

4. Terlalu takut melangkah
Kendala terbesar yang sering dihadapi dalam mencapai impian karier adalah ketakutan atau ketidakmauan untuk melakukan langkah yang besar. "Kenyataannya, Anda tidak dapat melangkah dari titik A ke Z tanpa mengubah diri Anda sendiri," tambah Caprino. Untuk memiliki karier yang bagus, Anda harus berani mengambil langkah maju, berani ambil resiko, dan memperluas diri Anda jauh melampaui zona nyaman Anda dalam bekerja. Lakukan saja beberapa langkah positif yang bisa membantu Anda mencapai kesuksesan.

Sumber:
http://www.kompaskarier.com/tips/rdunia/.xml.2012.01.25.10554477/4-Hal-Penghambat-Kesuksesan-Bekerja

Jumat, 16 Agustus 2013

Tuti Marini Puspowardojo berjuang demi pendidikan anaknya

B.J. Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara, dari suami istri Alwi Abdul Jalil Habibie dengan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ia adalah orang yang bertanggung jawab atas lahirnya Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dan juga pesawat terbang buatan Indonesia yaitu N-250. Beliau juga memegang banyak paten di industri penerbangan dan juga pernah menjadi Presiden RI ketiga.
Kesuksesan B.J. Habibie tidak bisa lepas dari perjuangan ibunda tercinta R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Tuti Marini lahir pada tanggal 10 November 1911 di kota Yogyakarta. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. Tradisi intelektual telah ditanamkan oleh orang tuanya sejak dini disamping pengajaran keagamaan serta nilai-nilai tradisi yang dimiliki sebagai warisan leluhur tetap dipelihara.
thumbtuti-mariniPada tahun 1948, Alwi Abdul Jalil Habibie dipromosikan menjadi Kepala Pertanian Indonesia Timur yang berkedudukan di Makassar. Mereka tinggal di Jalan Maricaya (Klapperland). Di seberang jalan kebetulan bermarkas pula pasukan Brigade Mataram yang dipimpin oleh Overste Soeharto. Pasukan Brigade Mataram kebanyakan adalah keturunan Jawa sehingga mereka sering bertamu ke rumah Alwi Abdul Jalil Habibie.
Pada tanggal 3 September 1950, Alwi Abdul Jalil Habibie mendapatkan serangan jantung pada saat bersujud sholat Isya. Kakak B.J. Habibie bernama Sri Sulaksmi berlari sambil menangis ke asrama Brigade Mataram meminta pertolongan dokter. Kemudian Overste Soeharto dan Dokter Tek Irsan datang ke rumah Alwi Abdul Jalil Habibie. Tapi sayang, nyawa Alwi Abdul Jalil Habibie sudah tidak tertolong lagi.
Tidak lama setelah suaminya meninggal, Tuti Marini memutuskan bahwa B.J. Habibie harus segera pergi ke Jawa untuk sekolah. Beberapa tahun kemudian Tuti Marini merasa tidak tenang tinggal di Ujungpandang dan memutuskan untuk sekeluarga pindah ke Bandung. Rumah dan kendaraan di Ujungpandang terpaksa dijual. Dengan uang tersebut Tuti Marini membeli dua rumah dan sebuah mobil di Bandung. Satu rumah dijadikan tempat tinggal, dan satu lagi dijadikan kost anak laki-laki.
Tuti Marini bertekad agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan semaksimal kemampuannya, termasuk ke luar negeri. Ny. Tuti Marini sudah berjanji kepada almarhum suaminya untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Ia berjuang keras dengan segala daya upaya untuk membiayai sekolah Habibie di Jerman. Tuti mendirikan perusahaan bernama Srikandi NV yang bergerak dibidang ekspor-impor. Tuti dengan gesitnya membangun usaha dengan memanfaatkan relasi-relasi yang ia miliki. Tanpa kenal lelah ia kadang menyetir mobil sendiri dari Bandung ke Yogyakarta,dan dari Bandung ke Jakarta pulang pergi. Semua ini ia lakukan demi pendidikan terbaik untuk anak-anaknya.
pesawat-n250Perjuangan ibunda Habibie ini tidaklah sia-sia. Sekarang bangsa Indonesia merasakan manfaat besar hasil perjuangan beliau dalam mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya. Anak beliau yang paling terkenal adalah B.J. Habibie yang membangun industri pesawat terbang indonesia dan bersama staf dan rekan-rekan IPTN berhasil membuat Pesawat N-250 Gatot Kaca.
Mungkin B.J. Habibie kurang dikenal sebagai seorang entrepreneur tetapi beliau adalah seorang inovator yang sangat dihormati. Mental entrepreneur dan inovator sangatlah mirip. Kita bisa lihat Thomas A. Edison selain inovator beliau juga seorang entrepreneur. Contoh lain Steve Jobs, Bill Gates, Bob Noyce, Gordon Moore, Sehat Sutardja, Uripto Widjaja, dll. Mereka adalah inovator/entrepreneur yang berhasil dibidang teknologi. Masih banyak contoh lain yang sudah memberi manfaat besar bagi masyarakat tetapi nama mereka kurang dikenal. Itulah sebabnya perjuangan Tuti Marini juga menjadi bagian dari cerita Entrepreneur Butuh Ibu.



Sumber
- Ibu Indonesia Dalam Kenangan oleh Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, dkk. Diterbitkan oleh Bank Naskah Gramedia bekerja sama dengan Yayasan Biografi Indonesia, 2004

Jumat, 09 Agustus 2013

"FILOSOFI PIDI BAIQ DI ATAS MEJA PUJASERA POLBAN" | Interview Singkat |

BANDUNG (25/05/12) - Pidi Baiq tidak perlu mendatangi gedung terbesar dan termahal di Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) untuk menjadi seseorang yang berkesan bagi generasi muda kampus tersebut. Cukup dengan menghadiri sebuah undangan untuk show di kantin Pujasera POLBAN, Pidi Baiq yang akrab disapa "Surayah" ini (mungkin sengaja) datang terlambat ke kantin termurah se-Bandung Raya itu. Mungkin karena menurutnya, itulah dirinya. Dirinya yang tetap ditunggu walau acara jadi ngaret sampe 2 jam lebih. Dirinya yang tetap membumi walau pikiran melangit. Dirinya yang selalu menghimbau kita semua bahwa manusia adalah miniatur alam semesta, lebih luas dari cacian, lebih dalam dari pujian. Iya. Itu twit favorit beliau yang selalu muncul di setiap akhir sesi tanya jawab dengannya via Twitter @pidibaiq

Mantan vokalis grup band The Panasdalam yang aktif juga dalam menulis buku tersebut sangat tau bagaimana cara membuat panggung kecil ukuran dua kali dua setengah meter menjadi sebuah mini-stage yang asik. Di sela-sela menyanyikan beberapa lagu, beliau selipkan beberapa lantunan dongeng kocak (tapi inspiratif) yang sukses menyegarkan semua pengunjung yang hadir. Entahlah itu sebagai penampilan solo, pertunjukan sit-down comedy, atau dakwah musikal. Semua terasa menyatu dalam sebuah kemasan art-performance yang sederhana namun hangat, dan cukup memuaskan (apalagi acara ini gratisan). Satu hal yang pasti, saat itu panggung adalah milik Surayah Pidi. PUJASERA Polban dihanyutkan oleh pesona-nya sebagai seniman yang sedang populer sebagai "mantri curhat" anak-anak remaja di Twitter.

Turun dari panggung, Surayah duduk di salah satu meja untuk sekedar menghirup segelas kopi hitam dan rokok kreteknya. Sebuah wawancara non formal yang lebih mengarah ke ngobrol-ngobrol santai lintas topik ini terjadi di selama sekitar 30 menit. Beliau meladeni setiap pertanyaan dengan jawaban yang mengagetkan, terkesan asal bicara, dan cenderung kontroversial, namun semua itu kami lahap dengan sebuah tawa yang melebur dengan tawa lainnya. Intinya saat itu kami semua sedang belajar bersama. Berbagai jawaban spontan dan kental akan humor itu, bisa jadi adalah sebuah bukti, bahwa kini Surayah sedang "menyulap" satu meja tongkrongan ini menjadi "panggung pentas" kedua untuk dirinya. Mungkin jika salah satu di antara kami tidak ada yang melontarkan pertanyaan, maka beliau akan terus berdongeng. Namun semua cukup menarik untuk disimak :)


*** *** *** *** ***


Yah, kenapa Ayah gak suka sama sistem sekolah zaman sekarang ??
Yaa, aku tidak suka saja sama ketatnya peraturan sekolah. Kalo sesuatu yang teratur mah ga apa-apa, tapi kalo jadinya malah terlalu diatur sama sekolahnya, saya ga suka. Gini deh, siapa sih orang yang mau datang ke tempat yang di mana dia tau bakal menjadi seorang pecundang di sana. Datang untuk diberi tugas yang tidak kita sukai, kemudian dimarahi, disetrap, dan sebagainya. Sekolah mah bagus, tapi metode pengajarannya diubah atuh. Itu menurut aku, entah ya kalo kata Depdiknas mah.

Sewaktu Ayah jadi dekan di ITB, Ayah melakukan perubahan metode gak ??
Saat aku jadi dekan, di ruang dekan aku sama mahasiswa bisa merokok bersama. Mahasiswa mah malah suka mintain uang, minta rokok juga (tertawa). Karena menurutku, mahasiswaku adalah kawan-kawanku (serius). Dengan begitu, ketika aku ga minta dihormati, ya mereka jadi santai, ga kaku dan takut sama saya. Tapi justru dari situ kita jadi lebih mudah memahami esensi dari saling menghormati.

Ayah sekarang udah jadi pemusik, penulis, pelukis, komikus, seniman, seminator, bahkan pernah juga jadi dekan. Lalu hal apalagi nih yg Ayah pengen buat ??
(berbicara lantang) Aku pingin menggalakkan "Break-Dance Islami". (tertawa) Eh, emang aya kitu break-dance Islami ??? Atau mendirikan "TK Atheist". Zaman sekarang kan banyak orang tua yang atheist, jadi kalo anaknya mau jadi atheist kaya orang tuanya, ya sekolahnya mending di TK itu (tawa meledak). Kan TK agamis yg lain udah pada ada, TK atheist belum ada tuh, siapatau bisa jadi bagus. Kan di Indonesia mah, lembaga pendidikan suka ngebawa-bawa nama agama. Misalnya : Islam, bari jeung sikap orang-orangnya enggak Islami. Namanya weh yang hanya dijunjung terus. Hmm. Selain itu, aku juga pengen membuat "Rumah Penampungan Anak Bolos Sekolah" (kami semua kaget dan tertawa). Yaa, supaya mereka yang bolos ga luntang-lantung, kasian kan. Mending diarahkan ke kegiatan yg lebih baik selama mereka bolos (kami tertawa, Pidi Baiq enggak).

Siapa sih sosok yang Ayah idolakan ??
Kalau diriku sebagai penulis, dari aku muda dulu aku mendapat banyak inspirasi dari macam-macam penulis. Ketika aku membaca karya banyak penulis, dari sana aku sadar bahwa sebetulnya mereka telah mengajarkan aku, agar tidak menjadi dirinya. Terus, aku setiap datang ke toko buku, aku tertarik untuk bikin buku yang menentang judul-judul buku yang ada di toko (dalam konteks menandingi isinya). Karena aku juga ga kepengen mengikuti buku-buku yang udah ada. Saat ada buku tentang kitab zaman dulu seperti Kitab Sutasoma, aku tandingi sama buku-ku : "Al-Asbun". Ketika buku-buku tentang FPI lagi marak, aku bikin tandingannya : "Front Pembela Islam-Kristen-Hindu-Budha". Ketika Lia Aminuddin bikin buku berjudul "Kingdom of Heaven", aku tandingi dengan buku-ku : "Kingdom of Have Fun". Terus, pas MUI terus-terusan bikin fatwa, aku bikin saingannya si MUI, judul bukunya : "MOU" (baca : em~ou~yuu). Ga cuman dalam masalah buku aja. Ketika ada isu tentang bikin negara sendiri, aku bikin juga "Negara Panas Dalam". Saya sering menentang apa yang orang-orang lakukan.

(tiba-tiba Surayah berdongeng)
Dulu aku pindah SMA empat kali, dipecat terus dari sana-sini. Dulu aku kan geng motor, pasti dipecat atuh dari sekolah (tertawa). Dari dulu aku emang terbiasa menentang segala sesuatu. Sering berkelahi. Karena buat aku, kalah-menang mah itu teknis. Kalo aku kalah dalam berkelahi, mungkin aja akunya lagi kondisi sakit (tertawa). Tapi seorang ksatria itu kan diukur dari seberapa keberanian dia mau bertarung. Kita harus berani menentang kalo hal tersebut harus dilawan. Dalam artian, kita jangan seperti negara ini, yang malah jadi negeri "latah kebelinger". Negeri ini selalu ingin sama seperti apa yang negeri luar lakukan. Ga berani "menentang", terus aja terbawa-bawa oleh luar negeri.

(Surayah meluaskan topik bahasan)
Yang lebih parah lagi, udah mah budaya kita ini negeri "latah kebelinger", budaya lain di negeri ini yang sama "kampungan"-nya, yaitu orang-orangnya suka memamer-mamerkan kekayaan. Parahnya ada yang lewat televisi lagi, seperti yang kita lihat, pernikahannya Anang & Ashanti kemarin. Sadar ga kita kalo Indonesia ini negara miskin, pantes ga kita kaya gitu ?! Untuk apa nikahan mewah seperti itu ada di TV ?! SBY juga, udah tau dia presiden, kok masih foya-foya bikin album rekaman. Walaupun pake duit dia pribadi, ya sadar kondisi heula atuh harusnya (serius).

Apakah Ayah merasa sebagai orang Indonesia ??
Aku mah bukan warga negara Indonesia. Aku mah warga negara dunia. Di mana pun aku berada, maka di sanalah negaraku. Di mana aku bisa senang, maka di sanalah negaraku. Dan aku selalu mencintai negaraku. Aku mencintai Indonesia, dan juga mencintai Malaysia, Brunei, Thailand, China, Belanda, Inggris, AS, dan semuanya. Karena sesungguhnya cinta-ku ini menembus batas territorial. Kalo aku, pengennya "rahmatan bil alamiin", kalo kamu mah, mungkin "rahmatan bil Indonesia" (tawa meledak). Nah justru itulah, karena ada orang-orang yang sentimental tentang nasionalisme inilah yang membuat terjadinya perang. Karena sebuah nasionalis, tidak akan terjadi tanpa adanya "nasi", betul kan ?! Ya nanti jadinya "onalisme" (semua tertawa, Pidi Baiq membakar rokoknya).

Rata-rata Islam di Indonesia kan Islam "abal-abal", bagaimana caranya agar orang-orang yang seperti itu, atau dari yang atheis, menjadi punya keyakinan terhadap Tuhan ?? (Pertanyaan dari teman saya Samudera Avicenna; dia ada di meja yang sama dengan saya)
Aku punya seorang teman yang mungkin kurang percaya adanya Tuhan. Suatu saat dia melihat aku sedang shalat, rupanya dia mempertanyakan keimanan saya.
Dia bilang padaku :
"Heh Pidi !!! Bagaimana kalau pas kau mati ntar, lalu Tuhan yang kau imani itu ternyata tidak ada??”
Kemudian aku jawab :
"Kalau aku mati, ternyata Tuhan itu tidak ada, maka saat itu tinggal aku buang saja keyakinan aku itu. Tinggal gitu aja, repot amat. Sekarang aku tanya kau balik, kalau pas kau mati ternyata Tuhan itu ada, kau mau pinjam keyakinan ke siapa nanti ???” (semua tertawa)
Lebih baik aku bawa uang sebanyak-banyaknya ke atas gunung. Masalah di puncak sana nanti ada toko apa enggak, ya biarin aja, itu urusan nanti, ga rugi kan ?! Di akhir percakapan sama dia, aku bilang aja : "Apa sih ruginya kamu percaya Tuhan...."

Ada ga masyarakat yang bilang kalau Ayah ini gila ??
Aku mah tidak gila, enak aja. Itu justru masyarakat yang gila, aku mah enggak gila (tertawa). Perbedaan antara orang gila dan orang waras mah, bisa diliat dari masalah buang sampah aja, yang gampang. Gini, masyarakat waras selalu membuang sampah sembarangan, nah justru orang gila mah enggak. Iya kan?! Orang gila mah membawa-bawa sampah di atas kepalanya (tertawa). Atau jangan-jangan kita udah sama gilanya (tertawa) ?!! Sama gilanya seperti orang-orang yang memamerkan kekayaannya seperti tadi. Sebetulnya, agar apa sih dia harus seperti itu segala ?! Atau seperti tujuan orang-orang yang membeli mobil mewah. Karena ketika seseorang membeli mobil mewah, biasanya dia pasti bakal mendatangi tempat-tempat yang jarang ada mobil mewahnya juga. Agar apa coba ?! Iyaa, supaya ketika dia berada di lingkungan yang berisi orang-orang yang tingkat ekonominya dibawah dia, dia disebut ‘hebat’ sama orang lain. Ah atuh, mental seperti itu mah, udah nyaris sama dengan seseorang dari desa yang maghrib-maghrib pake kacamata hitam sambil masang walkman di telinganya, dan jalan-jalan keliling desa. Agar apa ?! Ya agar satu desa tau gaya dia, agar dia disebut hebat. Jadi siapa yang gila?? (tertawa)

Jadi, apa harapan ayah terhadap generasi muda saat ini ??
Menjadi dirinya sendiri yang kompak dengan lingkungannya. Sehingga bisa memposisikan diri dengan baik. Dan membuka pikiran juga. Bahwa kebenaran itu kan relative, gimana posisi dan lingkungannya juga. Keadaan harus diperhatikan juga. Kalau dalam Islam, zaman dulu kan siwak dipake tuh. Nah, kalo pasta gigi udah ada dari zaman dulu, ya bukan ga mungkin Nabi Muhammad juga bakal pake pasta gigi. Jadi kita jangan jadi kaku oleh hal-hal yang hanya sifatnya "simbolis" semata. Apalagi kalo dalam hal keagamaan. Kata kunci di sini adalah "esensinya", bukan pada "simbol-simbolnya" semata. Tapi kan zaman sekarang mah orang-orang banyaknya justru masih tetep weh, pada "simbolnya". Jadi generasi muda juga kudu bisa pro-aktif atuh, kudu cerdas, kritis, kreatif. Apalagi kalo bicara dalam segi seni dan budaya mah, sampai kapanpun, guru adalah masa lalu, dan murid adalah masa depan. Jadi harusnya, guru jangan membawa murid kepada si "masa lalu" hanya karena persepsinya dan posisinya. Jangan terjebak sama masa lalu. Ibarat lainnya, misalnya hari ini kamu nyatakan cinta pada seorang cewek, dan ternyata jawabannya kamu ditolak, nah terus besoknya kamu masih nyatain cinta lagi, ya artinya kamu udah bergerak ngikutin masa lalu (walaupun kejadian itu baru 24 jam yang lalu).

Saya jadi inget nih. Ayah pernah nge-twit, bahwa "Apa yang orang kejar dari pacaran itu tidak lain adalah masa akhir si hubungan itu sendiri. Bisa berarti perpisahan, atau berarti ke jenjang pernikahan..." Nah yah, jadi pacaran teh enaknya gimana ???
Anda tahu konsep pacaran ?! Tugasku sebagai pacar, adalah untuk membahagiakan dia. Bukan untuk menuntut dia agar membahagiakan aku. Kalau aku menuntut kebahagiaan dari pacarku, berarti aku lemah. Karena artinya kebahagiaanku ditentukan oleh hal dari luar diriku. Aku menjadi pacarnya untuk menjadikannya bahagia. Begitu pula dengan pacarku, yang tugasnya membahagiakanku. Jadi, tugasmu adalah membuatnya senang. Percayalah, kau tidak akan pernah takut dia lari darimu kalau kau memang membahagiakannya. Kau juga tidak akan pernah cemburu. Karena biasanya, alasan kita cemburu itu karena kau tidak percaya diri. Kau takut pada dirimu sendiri, apakah kau sudah membahagiakannya atau belum, sehingga kau takut dia lari dan mencari orang lain. (para mahasiswa jomblo di meja tersebut serasa mendapat mencerahan) 

Sebagai penggagas "Front Pembela Islam-Kristen-Hindu-Budha", agama apa yang Ayah pilih ??
Aku pilih Islam, (kemudian mengecilkan volume suara) tapi bukan Islam-nya Mamah Dedeh (saya tertawa). Karena ketika ada yang nanya : "Ayah kenapa ga pernah masuk TV ??", saya selalu menjawab : "Saya lebih kepengen masuk surga" (semua tertawa). Di alam semesta, Tuhan itu adalah zat aktif dan juga zat pasif. Sehingga buat aku, kadang terasa tidak ada (tidak nyata). Contohnya, ketika buku karya saya lagi dibaca sama orang yang berada di Bengkulu. Aku-nya mah ga ada di Bengkulu, buku aku doang yang ada di Bengkulu. Aku ada di sana dalam bentuk opini, pemikiran, analisa aku, dan lain-lain. Contoh kedua, ketika aku memakai komputer, si Bill Gates-nya kan tidak ada di dalam komputer. Tapi Bill Gates ada sebagai zat pasif yang memberikan fasilitasnya pada aku. Kalau hasil design aku pake komputer itu jelek, aku tidak bisa menuduh Bill Gates, ya itu mah kemampuan aku-nya aja yang belum maksimal (topik bahasan ini penuh analogi, perlu dicermati secara khusus oleh pembaca).

Kita kan dituntut berpikir bebas, bagaimana pendapat Ayah tentang Jaringan Islam Liberal ?? (Pertanyaan kedua dari Samudera Avicenna)
Jamaah Islam Liberal itu aneh, katanya liberal, tapi kok menentang FPI ?! Aneh dong. Kalo emang mereka liberal harusnya mereka membebaskan FPI, bukan menentang (tertawa). Yaa, karena di belakang Jaringan Islam Liberal itu ada uang, iya kan ?! Kalo ga ada uang mah ga akan mungkin bikin gerakan gitu, uang dari mana emang ?! Hmmm, gini yah, paham-paham seperti liberal, komunis, dan lain-lain itu kan bikinan manusia. Bisa jadi sebuah paham ideologi itu benar, jika tadi, jika keadaan dan lingkungannya juga sesuai dan cocok untuk itu. Jangan-jangan paham liberal atau demokrasi itu bisa benar jika diterapkan di saat yang tepat, jangan-jangan sosialias juga bisa benar untuk Indonesia. Tapi kan zaman sekarang Indonesia dengan demokrasi malah ga maju-maju. Sok araraneh nyak, sebenarnya semua itu sudah mudah, cuman suka dipersulit.

Kedepannya, Ayah punya rencana apa?
Aku tidak pernah punya rencana. Bagaimanapun juga, kita tak pernah ada di masa depan. Karena kenyataannya, kita selalu berada di hari ini, yang harus lebih baik dari hari kemarin. Gitu aja, simpel.

Ayah sepertinya tidak pernah stress yah. Kapan ayah terakhir merasa stress??
Aku pernah stress sewaktu Barcelona dikalahkan Chelsea (semua spontan tertawa). Iya, kenapa ?! karena Ibuku pendukung Chelsea, apal mereun doa Ibu tea euy, selalu mujarab (tawa meledak) !!! Aku dan Ibuku beda rumah, waktu itu aku telepon ibuku...
Pidi      : "Ibu nonton Chelsea?"
Ibu      : "Iya!"
Pidi      : (dalam hati) "Waduh" | "Ibu berdoa biar Chelsea menang ga??"
Pidi      : "Iya!"
Pidi      : (dalam hati) "Wah celakaaa…. @#$&%#&^$@#!!!!"

Aku waktu nonton pertandingan bola itu deg-deg’an bukan karena Barcelona kalah. Tapi kalau Barcelona menang euy, aku disebut durhaka sama Ibu gak ya... (semua tertawa)

Kenapa Ayah malem ini mau tampil di POLBAN ??
Teuing, aing dititah kadieu! Nya kadieu weh…. (*gubrak*)

Hmm, Yah. Apakah aktifitas bernyanyi dan berbagi pemikiran seperti tadi menurut Ayah udah bisa disamakan dengan berdakwah ??
Ada dalil yang pernah kubaca : "Kalau engkau punya ilmu tapi tidak disampaikan, siap-siap saja menghadapi api neraka". Itu saja prinsipku. Aku juga sering menyampaikan pada orang-orang yang pola pikirnya kaku. Aku bahas sama mereka tentang pendidikan di sekolah yang dibuat untuk menjadikan mereka sebagai buruh. Di mana ijazah menjadi tiket orang-orang untuk melamar kerja, sehingga mereka semua mengantri hanya untuk menjadi bawahan. Orang-orang kaku seperti itu banyak dipengaruhi oleh budaya, misalnya pengaruh umum bahwa wanita cantik itu harus berambut panjang. Harusnya mereka menjadi dirinya sendiri. Manusia kan ga semuanya terlahir untuk menjadi bawahan atuh. Ibaratnya gini, kalau kau seekor kucing, janganlah belajar menggonggong hanya karena menggonggong sedang trend. Atau kalau kau seekor bangau, janganlah kau repot-repot ke pasar hanya untuk membeli loreng agar kau terlihat seperti harimau. Lebih baik kau tetap menjadi bangau. Kalau dirimu dianggap aneh karena tidak mengikuti trend, lebih baik kau selaras dengan lingkungan agar kau tetap hidup. Saat ada orang menyebut dirimu jelek, aku tidak pernah marah karena dia sesungguhnya memberitahu aku tentang kenyataan. Begitu juga ketika ada orang yang iri kepadaku, ya aku harus bangga karena aku akan selalu menjadi orang yang menang di mata dia. Kalau ada yang membenci aku ya biarin aja, biarlah dia menjadi seorang pembenci. Kalo kita pake parameter pendapat umum masyarakat sekarang, ketika kita menjelma jadi tikus kita pasti gamau tinggal di got karena kotor dan jorok. Padahal secara kodrat, selokan dan got adalah tempat terbaik untuk tikus...


"...maafkan juga dirimu sendiri, untuk tidak mengulang kembali hal-hal buruk yang tidak baik bagi hidup dan kehidupanmu...." (PIDI BAIQ on Twitter)


*** *** *** ***


*** BERSAMBUNG | TO BE CONTINUED | CONTINUARÁ | VERVOLG | FORTSETZUNG | SUITE | CONTINUA | FORTSATT ***


-Bobbie Rendra-, (Officially assisted by Yongki Yessa)
*konten dari hasil wawancara telah mengalami proses editing, tanpa izin Surayah karena susah dihubungi*
bobbrockzbillie@gmail.com
Facebook