Brine Chiller Untuk Pendinginan Onlator
Hasby Mauritsa Rahman, Politeknik Negeri
Bandung
Abstrak
Salah
satu hal yang paling penting saat proses produksi di industri adalah proses pendingina
mesin produksi itu sendiri. Proses ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
proses produksi di industri karena mesin akan mengalami proses penurunan
efisiensi apabila panas yang terdapat pada mesin produksi tersebut tidak
dibuang. Pada perancangan ini kami menggunakan mesin pendingin yang bernama
Brine Chiller. Pada perancangan ini kami coba jelaskan melalui jurnal ini.
I. Introduction
Brine Chiller terdiri dari 2 suku kata, yakni
Brine (Air Garam) dan Chiller(Pendingin). Dalam konteks ini Brine Chiller
diartikan sebagai proses pendinginan dengan menggunakan refrigeran sekunder.
Dalam perancangan ini refrigeran sekunder yang digunakan adalah larutan glikol
dimana temperature pembekuannya mencapai −45 °C
(−49 °F).
Dengan penggunaan Brine Chiller ini diharapkan
panas mesin onlator yang dihasilkan dapat dibuang dengan cara mengalirkan
cairan glikol yang telah didinginkan oleh chiller ke pipa yang sudah terpasang
dan menempel di mesin onlator untuk proses pertukaran panas.
II. Method
Metode yang kami gunakan dalam journal ini
adalah perancangan sistem sebelum dan sesudah pemesanan brine chiller pada
pihak supplier. Hal yang perlu
diperhatikan dalam perancangan brine chiller adalah perhitungan kebutuhan
komponen tambahan yang akan terpasang menjadi satu sistem brine chiller.
Komponen-komponen tambahan itu meliputi:
1.
Piping
2.
Valve
3.
Cooling Tower
4.
Water Storage
5. Liquid Pump
6.
Chemical Dosing Pump
7.
Electrical Equipment
Beban pendinginan yang
diperlukan mesin onlator yang berkapasitas 11 KW oleh brine chiller adalah
dengan inlet dan outlet sebesar -7 oC dan -10 oC.
III. Result
Dengan inlet dan outlet sebesar -7 oC dan -10 oC,
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Kami dapatkan hasil mesin brine chiller daikin berkapasitas 25 RT dengan tipe UWD40F5ZY dengan diferensial temperature sebesar
3, flow rate outlet storage tank sebesar 257 lpm dan dan flow rate inlet
chiller sebesar 346 lpm.
Untuk menentukan komponen tambahan harus disesuaikan
dengan spesifikasi model dari brine chiller itu sendiri.
IV. Suggest
Untuk
melakukan perancangan sistem pendingin terutama sistem brine chiller di proyek sangat dibutuhkan sekali
pengetahuan tentang lapangannya, karena dalam setiap perancangan dengan
kenyataan dilapangan bisa jadi akan jauh berbeda.
Selain
dibekali pengetahuan lapangan dan perancangan yang diberikan, diperlukan juga
teori yang cukup agar lebih mudah dan lancar dalam mengerjakan perancangan dan
pengerjaannya di lapangan.
terima kasih atas info nya
BalasHapusspesifikasi mana??
BalasHapus